Kursus Bahasa Arab di Balikpapan

Kursus Bahasa Arab di Balikpapan

Bismillah.............
Assalamu'alaikum wr wb

Alhamdulillah..... hari ini minggu 27 Agustus 2017 telah dilaksanakan Open House metode Mustaqilli di Balikpapan tepatnya di Masjid Islamic Center Balikpapan.

Alhamdulillah antusias masyarakat pada Open House / Seminar cara cepat belajar bahasa Arab dengan metode mustaqilli yg pembicaranya langsung penemu metode Musatqilli yaitu Bapak KH. A Shohib Khaironi.

Pada seminar ini sungguh dikagetkan dengan pemaparan yang mana stigma masyarakat sudah mengakar bahwa bahasa Arab itu adalah sulit tetapi beliau (penemu metode Mustaqilli) memaparkan mudahnya belajar bahasa Arab.


Info Lengkap : 0818-2011-42
http://mustaqilli.com


bagi teman teman yang ingin belajar bahasa Arab untuk yang tinggal di balikpapan bisa daftar dan info lengkap disini


Mengapa Wajib Belajar Bahasa Arab ?

Terdapat 11 ayat dalam Al Quran yang menyatakan bahwa Al Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab. Rasulullah pun pernah bersabda “Pelajarilah bahasa Arab karena 3 hal : 1] Karena Aku (Nabi SAW) orang Arab, 2] Al-Quran berbahasa Arab, dan 3] Percakapan ahli surga adalah bahasa Arab.” Dan para ulama pun menganjurkan untuk mempelajari bahasa Arab karena merupakan bahasa utama dari dienul Islam.

1.    Al Quran Diturunkan dengan Bahasa Arab

Dalam Al-Quran terdapat 11 ayat yang menyatakan bahwa Al-Quran diturunkan dengan bahasa Arab, yakni dalam surat Yusuf : 2 ; Ar-Ra’du : 37; An-Nahl : 103; Thaha : 103; Asy-Syu’ara : 195; Az-Zumar : 28; Fushshilat : 3 & 44; Asy-Syura : 7; Az-Zukhruf : 3; Al-Ahqaf : 12.
Surat Yusuf : 2

2.    Sabda Rasulullah SAW

Di dalam kitab Faid al-Qadir Syarh al-Jami’ al-Sagir susunan Al-Manawiy, disebutkan bahwa dari Ibnu Abbas dengan riwayat Muslim, Rasulullah bersabda:

أَحِبُّوْا الْعَرَبَ لِثَلاَثٍ: لِأَنِّي عَرِبِيٌّ وَ الْقُرْآنُ عَرَبِيٌّ وَ كَلاَمُ أَهْلِ الْجَنَّةِ عَرَبِيٌّ.

“Pelajarilah bahasa Arab karena 3 hal : 1] Karena Aku (Nabi SAW) orang Arab, 2] Al-Quran berbahasa Arab, dan 3] Percakapan ahli surga adalah bahasa Arab.”

3.    Perkataan Sahabat

Umar bin Khattab ra.

أَحْرِصُوْا عَليَ تَعَلُّمِ الُّلغَةِ الْعَرَبِيَّةِ فَإِنَّهَا جُزْءٌ مِنْ دِيْنِكُمْ

“Hendaklah kamu sekalian tamak (keranjingan) mempelajari bahasa Arab karena bahasa Arab itu merupakan bahagian dari agamamu”.

4.    Perkataan Ulama

Abdul Alim Ibrahim,

اَلُّلغَةُ الْعَرَبِيَّةُ هِيَ لُغَةُ الْعَرُوْبَةِ وَ اْلإِسْلاَمِ

“Bahasa Arab merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus juga merupakan bahasa agama Islam”

Imam Asy-Syafi’i,

“Manusia menjadi buta agama, bodoh dan selalu berselisih paham lantaran mereka meninggalkan bahasa Arab, dan lebih mengutamakan konnsep Aristoteles. (via Adz-Dzahabi , Siyaru A’lamin Nubala, 10/74).

 Yusuf Al-Qardhawi,

“Umat Islam Indonesia sudah seharusnya menguasai bahasa Arab karena itu adalah bahasa Al-Quran”. (Republika, Jum’at, 29 Oktober 2010)

Bahasa Arab di Era Global

Setidaknya ada empat orientasi belajar bahasa Arab di era global ini. Pertama, orientasi religius, yaitu belajar bahsa Arab untuk tujuan memahami dan memahamkan ajaran Islam. Orientasi ini dapat berupa belajar keterampilan presentatif. Kedua, orientasi akademik ilmiah, yaitu belajar bahasa Arab untuk tujuan memahami ilmu dan keterampilan bahasa.

Ketiga, orientasi profesional yaitu belajar bahasa Arab untuk keterampilan profesi, praktis atau pragmatis. Dan keempat, orientasi ideologis dan ekonomis, yaitu belajar bahasa Arab untuk memahami dan menggunakan bahasa Arab sebagai media untuk kepentingan orientalisme atau hegemoni sosial, politik, dan ekonomi.

Bahasa Arab merupakan kunci utama untuk mengetahui pengetahuan dan kebudayaan Islam. Tanpa bahasa Arab ilmu pengetahuan dan literatur Arab sulit untuk dipahami.

Ia menambahkan, selain sebagai bahasa Agama, bahasa Arab merupakan bahasa pemersatu berbagai suku bangsa pada masa jahiliyyah hingga saat ini. Bahkan bahasa Arab juga  sudah menjadi bahasa internasional.

Bahasa Arab bukanlah milik bangsa Arab atau umat Islam saja, tapi milik seluruh umat. Hal ini dapat dilihat dari penggunaanya dalam shalat dan komunikasi antar bangsa. Di samping itu orientasi belajar bahasa Arab itu banyak, tinggal memilih di mana bidang dan kemampuan yang dimiliki.

Jika banyak orang lain yang giat mempelajari bahasa Arab untuk tujuan orientalisme, hegemoni politik dan budaya, sungguh sangat disayangkan jika umat Islam sendiri kurang bersemangat dalam mempelajari bahasa Arab ini.


Mengapa Belajar Bahasa Arab Dianggap Sulit?

Di era globalisasi dewasa  ini bahasa Arab tetap eksis, bahkan  mengalami perkembangan signifikan di negara-negara non-Arab. Karena itu, potensi pengembangan bahasa Arab dalam berbagai bidang kehidupan baik sosial, politik, bisnis, dan budaya tetap besar dan terbuka lebar.

Pencitraan atau stigma bahasa Arab sebagai bahasa yang sulit dan rumit dipelajari tidaklah sepenuhnya benar. Buktinya, banyak orang non-Arab dan sarjana non-muslim yang menekuninya. Mengapa? karena bahasa Arab dianggap menarik dan sangat penting sebagai instrumen studi Islam maupun orientalisme.

Saat ini masyarakat masih terkendala dengan metode yang rumit dan sulit. Opini umum yang ada menganggap bahwa belajar bahasa Arab memerlukan waktu yang lama dan harus menekuninya di pesantren sampai puluhan tahun. Dengan waktu belajar selama itupun belum dapat menghasilkan kemampuan yang memadai. Hal ini terutama disebabkan karena metode yang ada cukup rumit dan sulit. Belum ada metode yang praktis, sederhana, sekaligus komprehensif. Kebanyakan titik tekan proses belajar yang ada saat ini  hanyalah pada salah satu aspek saja, seperti: membaca saja, atau muhadatsah saja.


Mengapa Harus MUSTAQILLI?

Metode mustaqilli adalah metode cepat dalam penguasaan bahasa Arab baik dalam membaca kitab, menterjemah kitab, menulis, mengarang, dan berbicara dalam bahasa Arab. Disebut dengan mustaqilli karena siswa dituntut sangat aktif secara mandiri. Metode ini sengaja disusun dengan konsep sederhana, tidak rumit namun sangat komprehensif.

Metode ini lahir dari hasil penelitian mendalam terhadap proses belajar mengajar bahasa Arab di berbagai tempat, baik di pesantren-pesantren dan institusi pendidikan di Indonesia maupun institusi pendidikan di Timur Tengah, sehingga lahirlah buku “Al-Arabiyyah li Ghoiril ‘Arab” dan buku “Audhohul Manahij” yang telah mendapatkan pengakuan dan apresiasi berbagai kalangan baik dalam negeri maupun dunia Internasional, di antaranya:

1.    Apresiasi dari ulama sekaligus pakar fiqih dunia yang sudah tidak asing lagi bagi kita, yaitu Prof. DR. Wahbah Musthafa Az-zuhaily:

 ”Buku ini merupakan karya dari seorang yang mempunyai pengetahuan mendalam dalam bahasa Arab. Dengan metodenya, ia menjadikan tata bahasa Arab yang rumit menjadi sederhana dan mudah dipahami”.

2.    Apresiasi Pakar Bahasa Arab Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, Syaikh DR Basyiiri Abdul Mu’thy:

“Saya adalah orang Arab yang belum pernah melihat kitab mu’jam Nahwu Shorof yang paling mudah dipahami yang ditulis oleh seorang yang bukan Arab, di mana orang Arab sendiri belum ada atau belum pernah menulis dengan metode seperti ini sampai dengan saat ini”

3.   Apresiasi masyarakat pendidikan di Amerika Serikat:

Di Amerika Serikat, kitab ini laku keras. Bahkan, booksurge LLC (Part of The Amazon Group of Company) yang berkedudukan di Charleston, South Carolina-USA turut memperluas penyebaran buku ini ke universitas dan lembaga-lembaga pendidikan di Amerika Serikat, khususnya pada bidang Arabic Program, Islamic Studies, Middle And Near Eastern Studies. Selain di Amerika, kitab ini juga mendapat sambutan luas di Iran sebagai salah satu kitab rujukan dengan kategori kitab terlaris yang mendapat bintang lima book rating. Dan bahkan di Ohio University, buku ini merupakan rujukan utama karena sangat sistematis, lengkap, mudah difahami, dan memadukan teori dengan praktek dengan pendekatan grafik, tabel dan skema.

Tokoh-tokoh yang memberikan pujian terhadap kitab ini, antara lain, Professor Adel Gamal (Department of Near Eastern Studies, University of Arizona, USA), Inas Hassan, Ph.D (School of Language – Arabic, University of Maryland, USA), Ramzi Salti, Ph. D (Arabic Language & Literature. Stamford University, USA), Martin Sulzer-Reichel (Director of Arabic and German Language Program, Department Culture of Modern Literatures and Cultures, University of Richmond, USA), Paul O. Myhre, Ph.D (Wabash Center in Association of American Academy of Religion, USA), dan Blackwell Publishers-UK (Book & Resources Review Editor for the Journal Teaching Theology and Religion

4.    Apresiasi masyarakat di Iran

Di Iran, kitab ini mandapat bintang lima (book rating) sebagai kitab terlaris pada website Ira, serta tanggapan yang sangat positif selama diterbitkan sejak Februari 2007 hingga akhir tahun lalu.

5.    Apresiasi Pemerintah Indonesia

Ustadz Agus Shohib Khaironi, penulis metode mustaqilli ini pada 17 Januari 2009 telah mendapatkan anugerah penghargaan dari pemerintah Indonesia bersama 6 tokoh nasional lainnya melalui Departemen Agama sebagai Tokoh yang dinilai telah banyak memberikan pengaruh dan perubahan positif kepada umat.

6.    Sambutan Dunia Pendidikan dan Pesantren di Indonesia

Sambutan dunia pendidikan dan pesantren di Indonesia terhadap kehadiran metode mustaqilli ini sangat baik. Kementrian Agama telah melakukan pelatihan secara nasional kepada guru-guru madrasah mengenai metode mustaqilli ini. Di samping itu, metode ini juga telah ditransfer ke pesantren-pesantren di berbagai daerah seperti Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan dan berbagai daerah lainnya. Dengan metode baru ini, bahkan pesantren Ushuluddin di Lampung telah cukup berprestasi dalam bidang bahasa Arab, baik di tingkat propinsi maupun tingkat nasional.

Ternyata sambutan masyarakat Indonesia terhadap metode mustaqilli ini tidak sebatas hanya pada dunia pendidikan formal dan pesantren saja, tetapi masyarakat umum dari berbagai kalangan juga menyambutnya dengan sangat baik. Hal ini terbukti dari antusiasme peserta kursus bahasa Arab dengan metode ini yang datang dari berbagai kalangan dan dari beragam  profesi dan latar belakang pendidikan.

KEUNGGULAN METODE MUSTAQILLI

Praktis, sederhana,  mudah dipahami, namun sangat komprehensif, sehingga dengan metode ini, membaca kitab dan menguasai bahasa Arab cukup dalam waktu yang singkat, dengan total waktu 203 jam saja.
Memprioritaskan praktik dari sebuah teori kaidah yang didesain dalam bentuk rumusan redaksi kalimat dalam bahasa arab fusha dengan pendekatan grafik, tabel dan skema.
Merangsang peserta didik untuk aktif mempraktikan dan mengembangkan kalimat dalam bahasa arab.
Terbiasa secara mandiri dalam : 1] membaca, 2] menerjemah, 3] memahami, 4] mengarang, 5] meng’irab, 6] bercakap-cakap, sehingga secara alami akan terbentuk dzauq  ‘arabiyyah (rasa menjiwai bahasa Arab) dengan baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Muhammad saw

Hukum puasa ramadhan